MAKKAH, MEMORANDUM – Sebanyak 22 WNI terancam dideportasi dari Arab Saudi karena kedapatan tidak menggunakan visa haji saat hendak menuju Makkah. Dua orang koordinator yang terlibat dalam kasus ini juga menjadi tersangka dan akan diproses hukum.
Menurut Konjen RI di Jeddah, Yusron B Ambary, para WNI tersebut diamankan oleh aparat kepolisian Kerajaan Arab Saudi pada 28 Mei 2024 di Bir Ali, Madinah. Mereka menggunakan visa non-haji dan tidak dapat menunjukkan dokumen-dokumen perhajian yang sah.
“Statusnya dideportasi. Jadi akan berlaku ketentuan deportasi, salah satunya adalah larangan masuk Arab Saudi hingga 10 tahun,” jelas Yusron.
Yusron menambahkan, 22 WNI tersebut akan dipulangkan ke Indonesia dengan penerbangan Garuda pada 1 Juni 2024 pukul 11.00 WAS dari Madinah ke Jakarta.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Subhan Cholid, mengimbau jemaah haji untuk tidak tergiur dengan tawaran berhaji secara non-prosedural menggunakan visa non-haji.
“Pemerintah Arab Saudi saat ini tengah memperketat aturan terkait visa haji.Bagi jemaah yang ingin masuk ke Makkah untuk berhaji namun tidak memiliki visa haji, sebaiknya tidak memaksakan diri,” pesan Subhan.
Subhan menyarankan jemaah dengan visa ziarah atau visa non-haji lainnya untuk tidak memaksakan diri ke Arab Saudi dengan niat berhaji.
Visa ziarah hanya dapat digunakan untuk masuk ke berbagai kota di Arab Saudi, tetapi tidak untuk ke Makkah sampai 15 Zulhijjah 1445 H.
“Jemaah bisa mendiskusikan hal ini dengan travelnya, termasuk jika ada rencana untuk membatalkan keberangkatannya,” tandas Subhan.
Imbauan:
Patuhilah aturan visa haji yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi.Jangan tergiur dengan tawaran berhaji non-prosedural menggunakan visa non-haji.
Pastikan Anda memiliki visa haji yang sah sebelum berangkat ke Arab Saudi. Jika Anda memiliki visa ziarah atau visa non-haji lainnya, konsultasikan dengan travel Anda terkait rencana perjalanan Anda.(*)
