MEMORANDUM – Setiap tanggal 14 Februari, banyak orang di seluruh dunia merayakan Hari Valentine sebagai momen untuk mengekspresikan kasih sayang.
Namun, dalam Islam, perayaan ini menuai kontroversi dan bahkan dianggap terlarang. Lantas, apa alasan di balik larangan ini?
1. Asal-Usul Valentine yang Tidak Islami
Hari Valentine memiliki sejarah yang berasal dari tradisi Romawi dan Kristen.
Perayaan ini dikaitkan dengan seorang pendeta bernama Santo Valentinus yang dihukum mati oleh Kaisar Romawi karena menikahkan pasangan secara diam-diam.
Seiring waktu, perayaan ini berkembang menjadi simbol cinta dan kasih sayang.
Karena asal-usulnya bukan dari ajaran Islam, banyak ulama yang berpendapat bahwa perayaan ini tidak sesuai dengan prinsip syariat.
2. Menyerupai Tradisi Non-Muslim
Dalam Islam, terdapat larangan untuk meniru atau menyerupai tradisi kaum lain yang bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Karena Valentine berasal dari budaya non-Islam dan tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam, merayakannya dianggap sebagai bentuk tasyabbuh (menyerupai) yang sebaiknya dihindari oleh umat Muslim.
3. Dapat Menjerumuskan ke Pergaulan Bebas
Perayaan Valentine sering kali dikaitkan dengan ungkapan cinta yang berlebihan, termasuk aktivitas yang bisa menjerumuskan ke dalam pergaulan bebas dan zina.
Islam mengajarkan bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan harus sesuai dengan norma-norma syariat, seperti melalui pernikahan.
Oleh karena itu, segala sesuatu yang berpotensi mendekatkan pada kemaksiatan sebaiknya dihindari.
4. Kasih Sayang Tidak Harus Diperingati Setahun Sekali
Islam mengajarkan bahwa kasih sayang bukanlah sesuatu yang hanya diekspresikan pada satu hari tertentu.
Seorang Muslim dianjurkan untuk selalu menunjukkan kasih sayang kepada keluarga, pasangan, dan sesama setiap saat, bukan hanya pada tanggal 14 Februari. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21)
Artikel ini ditulis oleh Choirul Nisa – mahasiswa magang di Memorandum


											



