Mengapa Berangkat Haji dan Umrah dengan Jalan Kaki Tidak Dianjurkan?

oleh -967 Dilihat
Foto: pexels.com

MEMORANDUM — Ibadah haji dan umrah merupakan rukun Islam yang sangat diidamkan oleh setiap Muslim. Dari zaman dahulu, perjalanan menuju Tanah Suci seringkali ditempuh dengan berjalan kaki, sebuah simbol keteguhan iman dan kesabaran.

Namun, di era modern ini, muncul pertanyaan; mengapa tradisi berjalan kaki untuk haji dan umrah tidak lagi dianjurkan?

Secara hukum syariat, tidak ada larangan eksplisit untuk melaksanakan haji atau umrah dengan berjalan kaki dari negara asal.

Namun, ada beberapa faktor penting yang menjadi pertimbangan utama, terutama terkait dengan keselamatan, regulasi lintas negara, dan ketersediaan fasilitas transportasi yang memadai.

Faktor Keselamatan Prioritas Utama dalam Ibadah

Salah satu alasan utama mengapa perjalanan haji dan umrah dengan berjalan kaki tidak dianjurkan adalah faktor keselamatan. Perjalanan lintas negara dengan berjalan kaki, terutama dari negara-negara yang berjarak ribuan kilometer dari Arab Saudi, akan memakan waktu yang sangat lama dan penuh dengan risiko.

Kondisi geografis yang beragam, cuaca ekstrem, dan potensi bahaya di sepanjang perjalanan dapat mengancam keselamatan jamaah. Selain itu, perjalanan panjang yang melelahkan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama bagi jamaah yang berusia lanjut atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Dalam Islam, menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain adalah sebuah kewajiban. Oleh karena itu, menghindari risiko yang tidak perlu dalam perjalanan ibadah adalah tindakan yang bijaksana.

Mematuhi Hukum dan Ketertiban Antar Negara

Setiap negara memiliki peraturan dan kebijakan imigrasi yang harus dipatuhi oleh setiap orang yang ingin memasuki wilayahnya. Salah satu syarat utama adalah memiliki dokumen perjalanan yang sah, seperti paspor dan visa.

Perjalanan haji dan umrah melibatkan perpindahan antarnegara, sehingga jamaah wajib mematuhi peraturan imigrasi yang berlaku di setiap negara yang dilalui.

Berjalan kaki melintasi perbatasan negara tanpa dokumen perjalanan yang lengkap dan sah dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum dan berpotensi menimbulkan masalah hukum yang serius.

Selain itu, setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda terkait dengan keamanan dan ketertiban. Perjalanan kelompok besar dengan berjalan kaki melintasi wilayah suatu negara tanpa izin dapat dianggap sebagai ancaman keamanan dan mengganggu ketertiban umum.

Fasilitas Transportasi Modern Sehingga Memberikan Kemudahan dan Efisiensi

Di era modern ini, fasilitas transportasi yang memadai telah tersedia untuk memudahkan perjalanan haji dan umrah. Pesawat terbang dan kapal laut memungkinkan jamaah untuk melakukan perjalanan antarnegara dengan lebih cepat, aman, dan nyaman.

Penggunaan fasilitas transportasi modern juga memungkinkan jamaah untuk menghemat waktu dan tenaga, sehingga mereka dapat fokus pada pelaksanaan ibadah di Tanah Suci.

Selain itu, fasilitas transportasi modern dilengkapi dengan standar keselamatan yang tinggi, sehingga meminimalkan risiko kecelakaan dan masalah kesehatan.

Menjaga Esensi Ibadah, Niat yang Tulus dan Khusyuk

Meskipun perjalanan haji dan umrah dengan berjalan kaki memiliki nilai simbolis yang kuat, esensi dari ibadah ini terletak pada niat yang tulus dan kekhusyukan dalam beribadah.

Dalam Islam, niat yang ikhlas adalah syarat utama diterimanya suatu amal ibadah. Oleh karena itu, jamaah haji dan umrah sebaiknya fokus pada niat yang benar dan berusaha untuk melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya, terlepas dari cara mereka melakukan perjalanan ke Tanah Suci.

Artikel ini ditulis oleh Ratih Iska Azhari, mahasiswa magang di Memorandum.

 

 

Penulis: Ratih Iska Azhari
Editor: Agus Supriyadi


No More Posts Available.

No more pages to load.