Mengenal Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah SAW

oleh -1139 Dilihat
freepik.com

Memorandum – Bilal bin Rabah adalah seorang pria kulit hitam sekaligus seorang budak.

Beliau lahir di sebuah daerah di pinggiran kota Mekah pada tahun 580 M, ayahnya bernama Rabah dan ibunya bernama Hamamah.

Nama Bilal terkenal karena dia adalah Muazin pertama Rasulullah SAW dan umat Islam.

Begitu besar perjuangan dan kesetiaan Bilal kepada agama Islam menjadikan dia seorang budak yang dijamin masuk surga.

Bagaimana kisah perjuangannya dan apa yang beliau lakukan dari menjadi budak sampai menjadi Muazin yang dijamin masuk surga?

Mengenal Bilal bin Rabah

Bilal bin Rabah adalah seorang budak dari keluarga Umayyah bin Khalaf, seorang petinggi Bani Quraisy.

Diceritakan Bilal seringkali disiksa oleh majikannya karena enggan disuruh menyembah Berhala.

Bilal tidak gentar menghadapi siksaan yang diberikan oleh Umayyah dan tetap menyebut kata “Allah, Allah, Allah”.

Siksaan yang diberikan seperti dipukul, dicambuk, diseret keliling kota, sampai dijemur di tengah padang pasir dan ditimpa batu di atas badannya.

Sampai pada suatu ketika sahabat Abu Bakar melihat Umayyah sedang menyiksa budaknya tersebut.

Abu Bakar membeli Bilal dari Umayyah kemudian membiarkan Bilal merdeka atau tidak menjadi budak lagi.

Menjadi Muazin pertama

Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Bilal bin Rabah termasuk sahabat yang ikut berhijrah.

Di Madinah Rasulullah mendirikan masjid yang bernama Masjid Nabawi.

Umat Islam pada saat itu masih bingung siapa yang akan menjadi Muazin.

Dalam kebingungan itu, Rasulullah SAW langsung menunjuk Bilal bin Rabah untuk menjadi Muazin, dikarenakan kedekatannya Bilal dengan Rasulullah.

Itulah yang menjadi sebab kenapa Bilal mendapat julukan Muazin Rasulullah SAW.

Berhenti menjadi Muazin

Alasan Bilal berhenti menjadi Muazin dikarenakan wafatnya Rasulullah SAW.

Semenjak Rasulullah wafat, Bilal enggan mengumandangkan azan meskipun para sahabat memintanya.

Bilal tidak mau mengumandangkan azan lagi bukanlah tanpa alasan.

Bilal tidak sanggup mengumandangkan azan karena ketika beliau melakukannya, mendadak langsung teringat dengan Rasulullah dan langsung menangis.

Akhirnya Bilal pergi meninggalkan Madinah dengan tujuan ingin meninggalkan kenangan dan kesedihan.

Bilal memutuskan pergi ke Syria dan tinggal di sana, tidak menjadi Muazin siapapun.

 

Artikel ini ditulis oleh Muhammad Abiel Mahasin – mahasiswa magang di Memorandum

 

Penulis: Muhammad Abiel Mahasin
Editor: Agus Supriyadi


No More Posts Available.

No more pages to load.