Menjaga Kemuliaan Ramadan, Hindari Perilaku dan Perkataan yang Mengurangi Pahala Puasa

oleh -519 Dilihat
foto : pexels

MEMORANDUM — Ramadan, bulan suci yang dinanti-nantikan oleh setiap Muslim. Bulan Ramadan menjadi anugerah ilahi yang sarat dengan keberkahan.

Di bulan ini, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Namun, juga sebagai latihan spiritual untuk membersihkan jiwa dan meningkatkan ketakwaan.

Namun, nilai ibadah yang luhur ini dapat tergerus, bahkan lenyap, jika kita tidak cermat menjaga perilaku dan perkataan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami faktor-faktor yang dapat mengurangi pahala puasa, agar kita dapat menghindarinya dan meraih keberkahan Ramadan secara paripurna.

Perilaku dan Perkataan yang Menciderai Pahala Puasa:

Dusta dan Kebohongan

Lidah yang terbiasa dengan dusta dan kebohongan adalah noda dalam ibadah puasa.

Perkataan yang tidak benar, janji palsu, mencoreng kesucian ibadah ini, bahkan berpotensi membatalkannya.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Bukhari).

Ghibah dan Namimah

Menggunjing (ghibah) dan mengadu domba (namimah) adalah perbuatan yang merusak hubungan sesama manusia.

Perbuatan ini juga menciderai pahala puasa, meninggalkan luka di hati saudara kita.

Rasulullah SAW bersabda, “Ghibah itu lebih berat daripada zina.” (HR. Thabrani).

Pandangan Haram

Mata yang liar, memandang aurat yang bukan haknya, mengurangi kesucian puasa.

Oleh karena itu, kita perlu menjaga pandangan kita sepanjang berpuasa.

Kata-kata Kotor dan Makian

Lisan yang kasar, penuh makian, tidak pantas bagi seorang Muslim.

Ia bukan hanya mengurangi pahala, tetapi juga mencerminkan kualitas diri yang rendah.

Perbuatan Sia-sia

Waktu Ramadan terlalu berharga untuk diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti bermain permainan video atau menonton televisi secara berlebihan.

Isilah waktu puasa dengan aktivitas yang bermanfaat, seperti membaca Al-Quran, berzikir, atau bersedekah.

Kemarahan dan Emosi Berlebihan

Amarah yang tidak terkendali, emosi yang meledak-ledak, merusak pahala puasa.

Rasulullah SAW bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor.” (HR. Hakim).

Kelalaian dalam Shalat

Shalat adalah tiang agama. Meninggalkan atau melalaikan shalat dapat mengurangi pahala puasa.

Makan dan Minum Berlebihan Saat Berbuka

Berbuka puasa dengan berlebihan dapat menyebabkan kemalasan dalam beribadah.

Sebaiknya, berbuka dengan sederhana.

Riya dan Sum’ah

Menunjuk-nunjuk (riya) dan mencari popularitas (sum’ah) dapat merusak pahala puasa.

Berpuasalah dengan ikhlas hanya karena Allah SWT.

Perbuatan Maksiat

Melakukan maksiat, seperti berzina, minum arak, atau berjudi, dapat membatalkan puasa dan mengurangi pahala.

Perkara Lain yang Mengurangi Pahala Puasa:

  • Melewatkan sahur.
  • Tidur sepanjang hari.
  • Sikap sombong.

Tips Bermanfaat untuk Menjaga Pahala Puasa:

Jaga Lisan

Perbanyaklah berzikir, membaca Al-Quran, dan berkata-kata yang baik.

Hindari ghibah, namimah, dan dusta.

Kendalikan Pandangan

Alihkan pandangan dari hal-hal yang haram.

Perbanyaklah membaca Al-Quran dan melihat keindahan alam ciptaan Allah.

Isi Waktu dengan Bermanfaat

Perbanyaklah ibadah, seperti shalat tarawih, tadarus Al-Quran, dan bersedekah.

Hindari perbuatan sia-sia yang tidak mendatangkan pahala.

Jaga Emosi

Kendalikan amarah dan emosi. Perbanyaklah beristighfar dan membaca Al-Quran ketika merasa marah.

Berbuka dengan Sederhana

Hindari makan dan minum berlebihan saat berbuka. Berbukalah dengan secukupnya agar tidak malas beribadah.

Ikhlas dalam Beribadah

Lakukanlah ibadah hanya karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau mencari popularitas.

Perbanyak Sahur

Jangan lewatkan sahur, karena didalamnya terdapat keberkahan.

Jaga Sholat 5 Waktu

Jangan sampai meninggalkan ataupun melalaikan sholat 5 waktu.

 

Artikel ini ditulis oleh Ratih Iska Azhari, mahasiswa magang di Memorandum.

 

Penulis: Ratih Iska Azhari
Editor: Agus Supriyadi


No More Posts Available.

No more pages to load.