Silatnas Ikamantab Hasilkan Rekomendasi Sekolah Pemikiran KH Wahab Hasbullah

oleh -87 Dilihat
HUT ke 9 Ikamantab ditandai dengan Silaurahim Nasional dan Bedah buku KH Wahab Hasbullah.

MEMURANDUM – Silaturahim Nasional (Silatnas) Ikatan Alumni MAN 3 Tambakberas (Ikamantab) yang digelar di Aula MAN Tambakberas, Sabtu (27/9/2025), melahirkan rekomendasi penting: perlunya segera dibentuk Sekolah Pemikiran KH Wahab Hasbullah untuk memperkuat literasi perjuangan ulama besar pendiri NU tersebut.

Acara ini sekaligus menjadi momentum peringatan ulang tahun ke-9 Ikamantab dan dua abad Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pengasuh Pesantren Bahrul Ulum, tokoh alumni, serta sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang.

Ketua Panitia, H. Moh. Syifa, mengatakan kegiatan ini digelar untuk meneguhkan kembali spirit perjuangan KH. Wahab Hasbullah di kalangan alumni.

“Acara ini selain memperingati ulang tahun ke-9 Ika Mantab, juga untuk memberikan semangat kepada alumni agar meneladani perjuangan KH. Wahab Hasbullah dalam berdakwah dan membangun bangsa,” ujarnya.

Ketua Ikamantab, Prof. Dr. Nur Ali, menambahkan bahwa literasi tentang perjuangan KH. Wahab Hasbullah perlu terus dikembangkan.

“Ke depan, Ika Mantab akan menindaklanjuti dengan membuka program Sekolah Pemikiran KH. Wahab Hasbullah. Program ini akan membekali alumni pemahaman perjuangan beliau di berbagai bidang,” jelasnya.

Bedah buku KH. Wahab Hasbullah dalam rangkaian acara ini menghadirkan penulisnya, KH. Abd. Mun’im DZ, serta beberapa narasumber lain, di antaranya putri KH. Wahab Hasbullah Nyai Hj. Chisbiyah Wahab MA, anggota DPR RI Komisi IX Zainul Munasichin MA, Ketua Umum PB PMII M. Shofiyullah Cokro Hadi Kusumo, dan Ketua Ikamantab Prof. Dr. Nur Ali.

Bagi para alumni, Silatnas tidak hanya menjadi ajang temu kangen, melainkan juga ruang untuk merawat ingatan kolektif atas perjuangan seorang ulama yang meletakkan dasar berdirinya Nahdlatul Ulama serta menorehkan jejak penting dalam sejarah bangsa.

H. Mujib Hasyim, alumni angkatan 1983 asal Sidoarjo, menilai bahwa KH. Wahab Hasbullah tidak hanya memberi teladan, tetapi juga menghadirkan keberkahan bagi santrinya hingga kini.

“Salah satu buktinya, banyak santri dan alumni Bahrul Ulum yang menjadi tokoh penting di negeri ini, mulai dari politik, pendidikan, hukum, birokrasi, hingga jabatan menteri,” ungkapnya.

Prof. Najib, alumni angkatan 1985 dari Bandung, menambahkan bahwa sudah waktunya Yayasan Bahrul Ulum memiliki museum KH. Wahab Hasbullah.

“Keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai tempat riset dan belajar sejarah kebangsaan,” ujarnya.

Sementara itu, A. Bajuri, alumni angkatan 1987, menyatakan dukungannya terhadap program Sekolah Pemikiran KH. Wahab Hasbullah.

“Ide ini sangat penting untuk pemupukan kembali visi luhur para alumni dan santri Mbah Wahab,” katanya.

Menurutnya, melalui pelatihan ini para alumni akan belajar tentang nilai keagamaan, nasionalisme, dan kecintaan pada tanah air.

“Mbah Wahab banyak memberikan contoh, bahwa nasionalisme dan sikap religius dapat berjalan seiring,” tegasnya.

Silatnas Ikamantab ditutup dengan pemotongan tumpeng ulang tahun ke-9. Potongan tumpeng diserahkan Ketua Ikamantab kepada Ketua Yayasan Bahrul Ulum, Gus Wafi, sebagai wujud dukungan alumni terhadap kemajuan Bahrul Ulum. (Bjr)



No More Posts Available.

No more pages to load.