Bacaan Takbir Idul Fitri: Singkat dan Panjang, Mana yang Dibaca?

oleh -501 Dilihat
foto: unsplash.com

MEMORANDUM – Salah satu momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Muslim adalah Hari Raya.

Tak lama lagi kita akan bertemu kembali dengan Hari Raya Idul Fitri, sungguh momen yang sangat bahagia.

Hari Raya Idul Fitri menjadi momen kemenangan setelah menjalani ibadah puasa Ramadan selama satu bulan penuh.

Membaca Takbir saat Malam Idul Fitri

Salah satu upaya umat Muslim dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri adalah dengan memperbanyak membaca takbir.

Mengutip dari laman Nu Online, bacaan takbir Idul Fitri dibagi menjadi dua macam, yaitu Takbir Muqayyad dan Takbir Mursal.

Takbir Muqayyad merupakan takbir yang dianjurkan dibaca setelah setiap salat, baik salat fardhu ataupun salat sunah.

Sedangkan Takbir Mursal merupakan takbir yang dianjurkan untuk dibaca setiap saat, bisa dibaca kapan saja dan di mana saja.

Masyarakat Muslim di Indonesia termasuk orang-orang yang sangat antusias dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang yang biasa melafalkan bacaan takbir, atau biasa yang disebut dengan takbiran di masjid, musholla, atau langsung turun ke jalan dan berkeliling.

Bacaan Takbir Idul Fitri

Ada beberapa macam lafal bacaan takbir yang biasa dibaca oleh masyarakat Muslim, terutama di Indonesia.

Adapun bacaan takbir yang sering dibaca oleh masyarakat Indonesia termasuk ke dalam bacaan takbir yang singkat, akan tetapi masih cukup baik untuk dibaca.

 اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya”.

Namun, terdapat bacaan takbir lain yang cukup panjang untuk dibaca.

Contoh bacaan takbir yang biasa dibaca oleh masyarakat, yaitu:

 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar”.

 

Artikel ini ditulis oleh Muhammad Abiel Mahasin – mahasiswa magang di Memorandum

 

Penulis: Muhammad Abiel Mahasin
Editor: Agus Supriyadi


No More Posts Available.

No more pages to load.